Dijuluki 'Ubin Masjid', Intip Gaya Parenting Mama Marini yang Mendidik Luthfi Tembus Kampus Terbaik Korea (KAIST)!

source: youtube Nikita Willy Official

Banyak orang mulai mengenal Luthfi Bima Putra dari ajang COC (Clash of Champions). Sosoknya langsung mencuri perhatian: wajah yang teduh, sikap rendah hati, dan cara bicara yang menenangkan membuat banyak orang jatuh hati. Namun, di balik pesonanya, Luthfi bukan sekadar mahasiswa berparas menarik. Ia adalah anak muda berprestasi yang kini menempuh studi di KAIST, Korea Selatan, dengan double major Matematika dan Teknik Elektro. Lebih dari itu, kisahnya bersama sang ibu, Mama Marini, menyimpan banyak pelajaran berharga tentang parenting, disiplin, iman, dan kesehatan mental. Artikel ini akan mengulas poin-poin penting dari perjalanan Luthfi dan gaya parenting Mama Marini yang bisa menjadi inspirasi, baik untuk orang tua maupun anak muda Indonesia. 

Perjalanan dan Prestasi Luthfi

profil Luthfi COC | Instagram Luthfi Bima Putra

1. Dari Jogja ke KAIST, Korea Selatan

Tidak banyak mahasiswa Indonesia yang bisa menembus KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology), sebuah kampus riset bergengsi dunia. Luthfi termasuk salah satu dari sedikit anak muda Indonesia yang berhasil kuliah di sana. Tidak hanya itu, ia mengambil double major: Matematika dan Teknik Elektro.

Perjalanan ini tentu tidak diraih dengan instan. Sejak kecil, Luthfi sudah terbiasa dengan pola belajar yang disiplin dan tekun, hasil dari arahan Mama Marini.

2. Senang Ujian Esai, Bukan Pilihan Ganda

Ada kebiasaan menarik dari Luthfi. Saat sekolah, ia lebih memilih ujian esai dibanding pilihan ganda. Alasannya, di ujian esai ia bisa menjelaskan jawabannya dengan detail, bahkan jika nilainya kurang sesuai, ia bisa melakukan “pembelaan”. Sifat kritis inilah yang kelak membantunya dalam dunia akademik.

3. Sistem Belajar Anti Mainstream

Mama Marini menerapkan sistem belajar sederhana tapi efektif. Setiap hari, Luthfi diminta membaca buku pelajaran tanpa distraksi selama 1–2 jam. Setelah itu, Mama akan mengetes hafalannya. Metode ini bukan hanya melatih fokus, tapi juga menumbuhkan kepercayaan diri dalam menghadapi pelajaran.

4. Langganan Lomba Sejak SD

Prestasi Luthfi | https://kemenag.go.id/

Sejak kelas 1 SD, Luthfi sudah rajin ikut lomba. Menurutnya, lomba itu seru dan menantang. Mental kompetitif yang sehat ini membuatnya terbiasa menghadapi tekanan, sekaligus melatih keberanian untuk tampil.

Ketenangan, Iman, dan Mental Health

Selain akademik, aspek spiritual dan kesehatan mental juga menjadi pilar utama dalam perjalanan Luthfi. Mama Marini tidak hanya fokus pada prestasi akademik, tetapi juga memastikan anak-anaknya tumbuh dengan hati yang tenang, iman yang kuat, dan mental yang sehat.

1. Belajar Setelah Tahajud

Luthfi punya rutinitas istimewa: belajar setelah salat tahajud. Awalnya ia mencoba karena merasa itu amalan yang unik, lama-kelamaan menjadi kebiasaan. Bukan hanya menambah keberkahan, tapi juga membuat pikirannya lebih tenang.

2. Menghadapi Kegagalan dengan Bijak

Tidak ada jalan mulus tanpa hambatan. Luthfi pernah terpuruk karena gagal masuk Pelatnas Olimpiade. Ia menangis hebat di Jogja. Namun, Mama Marini tidak menasihati dengan kata-kata panjang. Beliau membiarkan anaknya menangis, lalu mengajaknya jalan-jalan tanpa membahas kegagalan itu lagi. Fokus diarahkan ke masa depan.

3. Dari Panikan Jadi “Ubin Masjid”

 Luthfi mode serius | Instagram Luthfi Bima Putra

Julukan “Ubin Masjid” datang karena Luthfi terlihat tenang saat lomba. Namun kenyataannya, dulu ia adalah anak yang panikan. Perubahan ini menunjukkan bagaimana latihan mental dan kebiasaan menghadapi tekanan bisa membentuk karakter baru.

4. Mama sebagai Teman Curhat

instagram @momscorner.nwip


Satu hal yang luar biasa: Luthfi selalu menjadikan Mamanya tempat curhat pertama. Baginya, Mama bukan hanya orang tua, tapi juga sahabat. Kuncinya, menurut Mama Marini, sederhana: dengarkan dulu keluh kesah anak, baru beri saran seperlunya.

Quotes Favorit Luthfi

Prinsip hidup yang selalu dipegang Luthfi adalah:

"Istikamahlah terhadap pendirianmu, berlapang dadalah terhadap opini orang lain."

Prinsip ini membantunya bertahan di negeri orang, menghadapi perbedaan pandangan, sekaligus menjaga dirinya tetap rendah hati.

Hikmah yang Bisa Kita Ambil

Instagram @momscorner.nwip



Dari kisah Luthfi dan Mama Marini, ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil:

1. Disiplin sejak kecil membentuk karakter kuat
Membaca rutin, menjauhkan gadget, hingga ikut lomba membuat anak terbiasa berjuang dan fokus. Inilah yang melatih mereka agar tidak mudah panik dan tetap tenang saat menghadapi tekanan.

2. Hadiah tidak harus mewah, tapi bermakna
Buku sederhana bisa menumbuhkan hobi membaca seumur hidup.

3. Iman adalah pondasi keberhasilan
Rutinitas tahajud menjadi sumber energi batin yang membuat Luthfi tenang dan percaya diri. Sejak dini, agama dan akademik wajib diseimbangkan, karena keduanya berjalan beriringan.

4. Orang tua adalah sahabat terbaik anak
Mendengarkan keluh kesah anak tanpa menghakimi jauh lebih berharga daripada memberi ceramah panjang. Saat anak jatuh (mengalami kegagalan), biarkan mereka menangis sejenak, lalu alihkan perhatiannya dengan kegiatan yang menyenangkan. jangan bahas kekalahan terus-menerus!

5. Kemandirian adalah bekal tak ternilai
Mendaftarkan anak ke sekolah asrama adalah cara melatih kemandirian dan sosialisasi sejak SMP, membuat mereka siap hidup jauh dari orang tua.

6. Keberhasilan adalah hasil kerja sama
Kekompakan Ayah dan Bunda dalam mendidik, membagi tugas, dan mendukung minat anak adalah kunci utama, bukan hanya peran salah satunya saja.

Hai buat kamu yang ingin menyaksikan kisah inspiratif Luthfi Bima Putra dan Mama Marini secara langsung, bisa menontonnya di youtube Nikita Willy Official yang berjudul #momscorner 64 Mama Marini & Luthfi Bima Putra | Fakta Menarik Hingga Dijuluki "Ubin Masjid". Artikel ini aku rangkum dari podcast Nikita Willy Official.

Share:

No comments:

Post a Comment